Berbagai daerah memiliki bahasanya masing –
masing untuk memberikan sebuah perbedaan dari satu daerah ke daerah yang lain.
Terkadang saya menjadi penasaran akan apa sih gunanya bahasa – bahasa daerah
yang ada di Indonesia ini? Toh, kan sudah ada bahasa Indonesia, yang dapat kita
gunakan sebagai alat komunikasi kita.
Tapi ternyata bahasa daerah sangatlah bermanfaat bagi Negara kita ini, dimana
Negara kita memiliki banyak sekali suku dan budaya, jika kita tidak memiliki
bahasa daerah yang membedakan satu suku dan suku yang lainnya, maka suku – suku
serta budaya yang ada di Indonesia ini tidak lah begitu terlihat atau
dirasakan.
Bahasa
Indonesia memang bahasa wajib kita, dengan menggunakan bahasa Indonesia, orang
luar pun tahu kalau kita adalah warga Indonesia. Namun jika kita didalam
negeri, menggunakan bahasa Indonesia sudah biasa, orang – orang pasti tahu
kalau kita adalah warga Indonesia. Namun jika ingin lebih spesifiknya, alangkah
baiknya kita sedikit menggunakan bahasa daerah kita untuk berkomunikasi dengan
sesama kita yang juga sama daerahnya dengan kita. Karena dengan seperti itu,
kita dapat menjalin keakraban yang lebih erat lagi.
Sebelum
kita membahas lebih dalam lagi, hendaknya kita mengerti dulu apa itu yang
dimaksud dengan bahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi yang berupa sistem
lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia.
Bahasa
terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata. Masing-masing mempunyai
makna, yaitu, hubungan abstrak antara kata sebagai lambang dengan objek
atau konsep yang diwakili kumpulan kata atau kosakata itu oleh ahli bahasa
disusun secara alfabetis, atau menurut urutan abjad,disertai penjelasan artinya
dan kemudian dibukukan menjadi sebuah kamus.
Ada
pun beberapa fungsi bahasa yang perlu kita ketahui. Fungsi bahasa selain
sebagai sebagai alat komunikasi atau sarana untuk menyampaikan informasi atau
mengutarakan pikiran, perasaan, atau gagasan, juga berfungsi sebagai :
sangat mudah kita
terapkan adalah sebagai alat peredam rasa marah. Menulis merupakan salah satu
cara yang sangat efektif untuk meredakan rasa marah kita. Misalkan saja disaat
kita sedang sedih, kita dapat menulis dibuku diary kita.- Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau
mengekspresikan diri.
Mampu mengungkapkan
gambaran,maksud ,gagasan, dan perasaan. Melalui bahasa kita dapat menyatakan
secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam hati dan pikiran
kita. Ada 2 unsur yang mendorong kita untuk mengekspresikan diri,
yaitu:
- Sebagai alat komunikasi.
Bahasa merupakan
saluran maksud seseorang, yang melahirkan perasaan dan memungkinkan masyarakat
untuk bekerja sama. Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi
diri.
Pada saat menggunakan
bahasa sebagai komunikasi,berarti memiliki tujuan agar para pembaca atau
pendengar menjadi sasaran utama perhatian seseorang. Bahasa yang dikatakan
komunikatif karena bersifat umum.
Selaku makhluk sosial
yang memerlukan orang lain sebagai mitra berkomunikasi, manusia memakai dua
cara berkomunikasi, yaitu verbal dan non verbal. Berkomunikasi secara verbal
dilakukan menggunakan alat/media bahsa (lisan dan tulis), sedangkan
berkomunikasi cesara non verbal dilakukan menggunakan media berupa aneka
symbol, isyarat, kode, dan bunyi seperti tanda lalu lintas,sirene setelah itu
diterjemahkan kedalam bahasa manusia.
- Sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial.
Pada saat beradaptasi
dilingkungan sosial, seseorang akan memilih bahasa yang digunakan tergantung
situasi dan kondisi yang dihadapi. Seseorang akan menggunakan bahasa yang non
standar pada saat berbicara dengan teman- teman dan menggunakan bahasa standar
pada saat berbicara dengan orang tua atau yang dihormati. Dengan menguasai
bahasa suatu bangsa memudahkan seseorang untuk berbaur dan menyesuaikan diri
dengan bangsa.
- Sebagai alat kontrol Sosial.
Pada
SMAN 10 Samarinda, terdapat beberapa keragaman suku dan budaya didalamnya.
Mengapa demikian? Karena di SMAN 10 Samarinda ini memiliki banyak siswa yang di
pilih dari berbagai daerah di Kalimantan Timur. Dari dalam Kalimantan sendiri
saja, SMAN 10 ini memiliki banyak siswa yang memiliki suku Dayak, Banjar, Kutai
dan lain sebagainya. Tidak hanya itu saja, diluar suku mayoritas yang ada di
Kalimantan Timur ini saja SMAN 10 ini memiliki banyak siswa memiliki suku
Batak, Padang, Madura, serta Jawa.
Adanya
keanekaragaman suku dan budaya ini menjadikan terjadinya banyak komunikasi yang
terjadi dikalangan siswa dengan bahasa daerah mereka masing – masing, meskipun
seperti itu siswa – siswa yang ada di SMAN 10 ini tidak megabaikan bahasa
Indonesia serta bahasa Inggris yang memang diwajibkan karena bahasa ini bahasa
Internasional.
SMAN
10 Samarinda ini juga memiliki banyak organisasi serta kegiatan – kegiatan lain
yang menuntut kita agara dapat bersosialisasi dengan orang banyak. Maka
disinilah bahasa yang baik sangat dibutuhkan, dengan bertutur kata yang sopan
kita mampu menjadi seseorang pengguna bahasa yang baik. Tapi janganlah kita
menggunakan bahasa dengan cara yang salah, seperti memaki – maki orang dengan
kata yang tidak layak di ucapkan.
Tidak
hanya bahasa daerah dalam negeri serta bahasa Indonesia yang patut kita
mengerti serta pelajari. Alangkah baiknya kita juga mampu atau bisa memahami bahasa
lain yang ada di dunia. Seperti halnya mempelajari bahasa Jerman, Jepang, dan
Perancis. Karena bahasa-bahasa itu berguna bagi kita kelak ketika kita terjun
ke dunia Internasional.
Menurut
saya sendiri, ketika kita berusaha mempelajari bahasa diluar bahasa kita,
sesungguhnya kita menambah wawasan kita sendiri dari bahasa itu tadi. Misalkan,
ketika kita mencoba mempelajari bahasa Jepang, otomatis kita juga pasti ingin
mencari tahu lebih akan negeri tersebut, agar dapat lebih menjiwai bahasa
tersebut.
Namun tidak lah salah bagi kita untuk
menggunakan bahasa “gaul” itu, karena dengan bahasa itu juga kita bisa
mengakrabkan diri kita di keseharian kita, tinggal diri kita sendiri yang
setidaknya bisa mengontrol kepribadian kita dalam berbahasa. Ada saatnya kita
menggunakan bahasa daerah, bahasa Indonesia, bahasa asing, serta dikala kita
berbahasa “gaul” itu sendiri.
Di
zaman kita sekarang, banyak orang menggunakan bahasa tidak ideal, dan tak
terpungkiri juga di SMAN 10 Samarinda ini, bahasa Indonesia tercemar dengan
bahasa yang sering dikatakan bahasa anak “gaul”
Dengan
pandainya kita dalam menempatkan diri kita dan berbahasa sesuai dengan
tempatnya, kita dapat menjalin komunikasi yang baik dengan semua orang, baik
itu orang – orang yang sesama daerah dengan kita ataupun yang di luar daerah
kita.
Hendaknya
di Sekolah, kita sesungguhnya di tuntut untuk berbahasa yang baik dan benar,
apa lagi jika kita berkomunikasi dengan yang lebih tua dari kita, seperti Guru,
atau kakak kelas. Namun tidak hanya itu, hendaknya kita dapat berbahasa yang
baik dengan semua orang, maupun yang sederajat dengan kita. Karena
berkomunikasi yang baik dan benar tidak hanya ditujukan kepada orang yang lebih
tua, tapi juga yang seusia serta yang dibawah kita pun kita harus berbahasa
yang baik dan benar.
Selama
ini, mungkin kita bertanya – tanya bagaimana cara berbahasa yang baik dan
benar, sebenarnya sangatlah mudah. Berbahasa
yang benar adalah jika pemakaian bahasa -dalam hal ini bahasa Indonesia-
mengikuti kaidah yang dibakukan.
Bahasa yang baik dan tepat sasaran tidak selalu menggunakan kaidah
baku ini. Misalnya, pemakaian bahasa Indonesia untuk percakapan sehari-hari
tentu berbeda dengan pemakaian bahasa Indonesia dalam sebuah pidato formal.
Berbahasa yang
baik dan benar juga tidak hanya digunakan saat berkomunikasi tapi juga mencakup
bahasa tulisan. Meski mengaku suka menulis, tapi akan berkurang maknanya ketika
kita tak benar-benar memahami dan menggunakan kaidah penulisan bahasa Indonesia
yang baik dan benar. Cobalah membuat satu tulisan dengan kata-kata yang disusun
secara serampangan. Sungguh akan terasa tak enak dibaca.
Hal kesempurnaan
berbahasa tulis ini tentunya juga penting dalam rangka penulisan selain karya
ilmiah. Menulis di blog pun,
meski hanya berisi uneg-uneg atau
hal remeh temeh yang dijalani setiap hari, sebisanya tetap harus tunduk pada
aturan berbahasa yang baik dan benar.
Bukan berarti harus
berbahasa yang ketat atau kaku. Silakan saja menulis seperti saat sedang
mengobrol. Tapi hendaknya konsisten dalam penulisan “aku” atau “saya”, “kau”
atau “kamu” atau kata ganti lainnya. Konsisten juga untuk memilih gaya
bahasanya. Kalau sejak awal bahasanya -bukan berarti bahasannya- cenderung
serius, seterusnya begitu sampai akhir tulisan.
Begitu
juga jika sejak awal sudah ber-haha hihi dengan bahasa gaul, ya silakan saja.
Jadi hal penting lain memang adalah konsistensi berbahasa. Boleh berbahasa
gaul, menulis dengan gaya seperti bercakap-cakap dengan teman, namun harus
diingat untuk menggunakannya sesuai konteks.
Variasi
jenis bahasa tulisan ini juga baik untuk melatih kreativitas kita sebagai
penulis dan agar pembaca tak bosan membaca tulisan-tulisan kita yang semuanya
terkesan seragam.
Dari
gaya penulisan dan cara kita menulis, sedikit banyaknya pembaca bisa tahu siapa
diri kita, bagaimana pemikiran kita, sampai seberapa luas pengetahuan dan
wawasan yang kita miliki. Yang terakhir itu dimungkinkan dengan kekayaan
perbendaharaan kata karena kebiasaan membaca. Sekilas kepribadian kita juga
bisa terbaca dari kata-kata yang kita susun menjadi kalimat-kalimat, menjadi
paragraph-paragraf, menjadi tulisan-tulisan.
Hanya
dari membaca beberapa tulisan kita saja, pembaca bisa menilai bagaimana diri
kita. Seberapa besar minat kita dalam berbahasa serta belajar menggunakannya
sesuai konteks dan penulisan yang baik dan benar, dapat terangkum dari
tulisan-tulisan yang kita hasilkan.
Jadi,
sebagai orang yang mengaku bertanah air dan berbangsa Indonesia, mari kita juga
cerdas berbahasa Indonesia. Bukankah salah satu cara untuk menghargai sumpah
para pemuda pada 28 Oktober 1928 lalu adalah dengan mencintai bahasa Indonesia
dan belajar menggunakannya sesuai kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar?
Adapun juga berbahasa yang baik dan benar seperti Pemanfaatan ragam yang tepat dan serasi menurut golongan penutur dan jenis pemakaian bahasa itulah yang disebut bahasa yang baik atau tepat. Bahasa yang harus mengenai sasarannya tidak selalu perlu beragam baku. Dalam tawar-menawar di pasar, misalnya, pemakaian ragam baku akan menimbulkan kegelian, keheranan, atau kecurigaan. Akan sangat ganjil bila dalam tawar-menawar dengan tukang sayur atau tukang becak kita memakai bahasa baku seperti ini :(1) Berapakah Ibu mau menjual bayam ini?
(2) Apakah Bang Becak bersedia mengantar saya ke Pasar Tanah Abang dan
berapa ongkosnya?
Contoh di atas adalah contoh bahasa Indonesia
yang baku dan benar, tetapi tidak baik dan tidak efektif karena tidak cocok
dengan situasi pemakaian kalimat-kalimat itu. Untuk situasi seperti di atas
akan lebih tepat jika kita memakai bahasa seperti di bawah ini :
(1) Berapa nih, Bu, bayemnya?
(2) Ke Pasar Tanah Abang, Bang. Berapa?
(2) Ke Pasar Tanah Abang, Bang. Berapa?
Sebaliknya, kita
mungkin berbahasa yang baik, tetapi tidak benar. Frasa seperti “ini hari”
merupakan bahasa yang baik sampai tahun 80-an di kalangan para makelar karcis
bioskop, tetapi bentuk itu tidak merupakan bahasa yang benar karena letak kedua
kata dalam frasa ini terbalik.
Karena itu, anjuran agar kita “berbahasa Indonesia dengan baik
dan benar” dapat diartikan pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan
sasarannya dan di samping itu mengikuti kaidah bahasa yang betul. Ungkapan
“bahasa Indonesia yang baik dan benar” mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus
memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran.
Selanjutnya,
sebagai penerus bangsa regenerasi yang akan membangun Indonesia ini, hendaknya
kita berbahasa yang benar seperti yang sudah diilustrikan tadi. Sebagai siswa
teladan di SMAN 10 ini, hendaknya kita menjadi contoh yang baik untuk semua
orang, karena dengan mencoba berbahasa yang santun, kita pun pasti bisa menjadi
seorang pribadi yang santun, mengapa demikian? Karena dari cara berkomunikasi
kita, itulah sebagai pencerminan diri kita sendiri.
Meskipun juga kita berkomunikasi
dengan menggunakan bahasa daerah, hendaknya kita tetap menjaga tutur kata kita
dengan baik, sopan, dan benar. Agar orang yang satu daerah dengan kita pun
senang berkomunikasi dengan kita.
Semoga essai yang saya buat saat ini
bermanfaat untuk kita semua, dan kita akan lebih memahami dan mengerti akan
pentingnya penggunaan bahasa yang baik dan benar.
1 komentar:
Terimakasih,esaynya sangat bermanfaat :)
Post a Comment